Kamis, 17 Februari 2011

Kandungan Vitamin C dan Manfaat Jambu Biji

Dalam bahasa latin Jambu ini artinya adalah Psidium Guajava. Bahasa Inggrisnya Guava. Kita sering mengenalnya jambu klutuk.

Di antara berbagai jenis buah, jambu biji mengandung vitamin C yang paling tinggi dan cukup mengandung vitamin A. Dibanding buah-buahan lainnya seperti jeruk manis yang mempunyai kandungan vitamin C 49 mg/100 gram bahan, kandungan vitamin C jambu biji 2 kali lipat. Vitamin C ini sangat baik sebagai zat antioksidan. Sebagian besar vitamin C jambu biji terkonsentrasi pada kulit dan daging bagian luarnya yang lunak dan tebal.

Kandungan vitamin C jambu biji mencapai puncaknya menjelang matang. Selain pemasok andal vitamin C, jambu biji juga kaya serat, khususnya pectin (serat larut air), yang dapat digunakan untuk bahan pembuat gel atau jeli. Manfaat pectin lainnya adalah untuk menurunkan kolesterol yaitu mengikat kolesterol dan asam empedu dalam tubuh dan membantu pengeluarannya. Penelitian yang dilakukan Singh Medical Hospital and Research center Morrabad, India menunjukkan jambu biji dapat menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida darah serta tekanan darah penderita hipertensi essensial.

Buah ini sangat kaya vitamin C dan beberapa jenis mineral yang mampu menangkis berbagai jenis penyakit dan menjaga kebugaran tubuh. Daun dan kulit batangnya mengandung zat anti bakteri yang dapat menyembuhkan beberapa jenis penyakit . Selain vitamin C, jambu biji juga mengandung potasium dan besi.

Selain anti-oksidan, vitamin C disini memiliki fungsi menjaga dan memacu kesehatan pembuluh kapiler, mencegah anemia, sariawan, gusi berdarah, dll. Selain itu juga vitamin C disini juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam melawan berbagai inveksi. Sehingga kita tidak mudah sakit seperti sakit flu, batuk, demam, dll. Vitamin C disini juga berperan dalam pembentukan kolagen yang sangat bermanfaat untuk menyembuhkan luka.

Dalam jambu biji juga ditemukan likopen yaitu zat non gizi potensial lain selain serat. Likopen adalah karatenoid (pigmen penting dalam tanaman) yang terdapat dalam darah (0,5 mol per liter darah) serta memiliki aktivitas anti oksidan. Riset-riset epidemologis likopen pada studi yang dilakukan peneliti Itali, mencakup 2.706 kasus kanker rongga mulut, tekek, kerongkongan, lambung, usus besar dan dubur, jika mengkonsumsi likopen yang meningkat, khususnya pada jambu biji yang daging buahnya berwarna merah, berbiji banyak dan berasa manis mempunyai efek memberikan perlindungan pada tubuh dari beberapa jenis kanker.

Disamping manfaat jambu biji untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah serta mencegah munculnya kanker, memperkuat daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit, meningkatkan kesehatan gusi, gigi dan pembuluh kapiler serta membantu penyerapan zat besi dan penyembuhan luka. Jambu biji juga berkhasiat anti radang, anti diare dan menghentikan pendarahan, misalnya pada penderita demam berdarah dengue (DHF).

Jadi tidak salahnya mulai sekarang kita meminum jus jambu biji merah karena sangat besar manfaatnya bagi kesehatan kita.
Selengkapnya...

Selasa, 03 Agustus 2010

Jangan Sembarangan Simpan Makanan

KONDISI penyimpanan makanan banyak mempengaruhi makanan tersebut. Terbukti, kebiasaan menempatkan makanan dan sisa makanan di tempat terbuka dalam waktu yang cukup lama ternyata mengandung risiko. Yakni menyebabkan rasa dan nilai gizi makanan tersebut berkurang dengan cepat karena telah berinterakasi dengan oksigen di udara.

Maka itu, untuk mencegah berkurangnya rasa dan gizi, para ahli nutrisi dan peneliti makanan merekomendasikan untuk menyimpan makanan dalam wadah penyimpanan makanan yang kedap udara dan air, disamping untuk mencegah bau yang tidak diinginkan.

Kesegaran makanan terkait erat dengan nilai nutrisi yang terkandung di dalamnya. Semakin segar makanan maka akan semakin tinggi nilai nutrisi yang dikandungnya dan semakin sehat makanan itu untuk dikonsumsi.

Apapun jenis makanannya, baik buah maupun sayur segar, makanan yang telah dimasak ataupun yang telah diproses terlebih dahulu, kunci untuk menjaga kesegaran dan kesehatannya adalah dengan menyimpan makana itu secara baik sehingga nilai nutrisinya tidak berkurang.

Keawetan pangan juga dipengaruhi jenis bahan pengemas. Apakah bisa menahan udara dari dalam, kedap air dan juga mampu menahan udara dari luar kemasan. Dengan begitu maka akan terjamin keamanan pangan dan bisa memperlambat kerusakan makanan itu. Yang patut diperhatikan dalam menyimpan makanan adalah, sebuah wadah harus dapat menjaga keawetan produk dengan mengendalikan udara, cahaya, uap air, dan aroma. Serta mampu mencegah terjadinya kontaminasi dari mikroba, serangga dan binatang lainnya.

Perlu diketahui pula, setiap makanan memiliki sifat yang berbeda dalam perlakuan penyimpanannya. Misalkan untuk menyimpan sayur dan buah maka diperlukan wadah yang tidak menyebabkan penguapan atau kehilangan air dari produk pangan tersebut sehingga dibutuhkan wadah yang kedap air.

Wadah kedap udara dan air memang paling dibutuhkan untuk makanan yang masih aktif dalam menangkap oksigen di udara. Sayuran dan buah adalah salah satu contohnya, keduanya merupakan bahan makanan yang masih memiliki proses respirasi yang tinggi. Sayur dan buah yang sudah tidak tumbuh di tanah masih melakukan proses respirasi alias pernafasan. Namun sudah tidak sempurna sehingga respirasinya justru membuat sayur dan buah membusuk. Sederhananya, bayam disimpan di kulkas, seminggu kemudian bayam itu akan busuk dan bau.

Ini karena bayam menyerap oksigen di udara yang membuatnya membusuk. Nah, wadah kedap udara dapat membuat bahan makanan berespirasi tinggi tahan hingga dua minggu. Buah dan sayuran merupakan bahan yang masih melakukan proses respirasi dan nantinya akan menghasilkan CO2 dan air. Maka itu harus tetap dipelihara hidup. Caranya dengan mengendalikan laju O2.

Lain halnya dengan roti yang biasa dimakan untuk sarapan pagi, untuk menyimpan roti usahakan agar tidak terlalu cepat kehilangan air karena akan menyebabkan retrogradasi. Dengan kata lain, roti menjadi keras dan kering. Maka diperlukan wadah yang bisa mencegah kehilangan air (uap). Lain dengan menyimpan bahan berupa bubuk, usahakan jangan menyimpannya dalam wadah yang lembap karena akan menjadikan bubuk ini menjadi lembek.
Selengkapnya...

Sabtu, 24 Juli 2010

Bahaya Korek Kuping

Menggunakan cotton bud atau lidi kapas untuk membersihkan atau menggaruk telinga bagian dalam yang gatal memang nikmat. Tak heran jika banyak orang merasa kecanduan menggunakan korek kuping ini. Tapi, tahukah Anda bahwa aktivitas ini sangat berbaya.

Telinga manusia sebenarnya telah memiliki cairan alami yang dapat menghalau kotoran masuk ke dalam telinga. Cairan yang dalam istilah medis disebut serumen ini bertugas untuk menangkap kotoran sekaligus membersihkannya secara alami.

Kotoran yang tertangkap serumen biasanya akan menggumpal dan inilah biasanya kita buru dengan lidi kapas hingga ke rongga telinga bagian dalam. Tanpa campur tangan lidi kapas, gumpalan kotoran ini bisa keluar dan menguap dengan sendirinya.

Penggunaan lidi kapas justru bisa mendorong gumpalan masuk ke celah sempit di bagian dalam telinga yang seharusnya tak tersentuh kotoran. Kondisi ini berbahaya karena bisa mengakibatkan telinga tersumbat dan mengganggu pendengaran. Bahkan, sangat berpotensi memicu peradangan pada telinga sehingga menimbulkan rasa nyeri.

Membersihkan telinga dengan lidi kapas memang tidak dilarang. Asal, hanya digunakan untuk membersihkan daun telinga hingga muara luar liangnya. Penggunaan lidi kapas untuk membersihkan telinga bagian dalam, tidak saja akan mendorong kotoran ke dalam, namun juga berpotensi mengeringkan serumen sehingga daya pelindung alami telinga hilang.

Jika merasa tak nyaman dengan kondisi telinga bagian dalam dan ingin membersihkannya, sebaiknya datang ke dokter spesialis telinga hidung dan tenggorokan (THT). Kunjungan rutin ke dokter THT juga sangat disarankan untuk menjaga kesehatan telinga.
Selengkapnya...

Jumat, 16 Juli 2010

Tetap Bugar Hadapi Cuaca Ekstrem

PANAS dan hujan yang datang tidak menentu membuat daya tahan tubuh melemah. Butuh perawatan kesehatan ekstra untuk menangkal datangnya penyakit di tengah cuaca ekstrem ini.

Pagi hari panas cerah, tidak berapa lama kemudian hujan turun. Cuaca ekstrem, begitulah sebuatan untuk cuaca yang tidak menentu tersebut. Ini adalah salah satu dampak pemanasan global (global warming). Tak hanya membuat orang tidak nyaman dengan cuaca yang susah ditebak ini, cuaca ekstrem ini juga memberikan dampak yang luas, serius, dan beragam. Salah satunya adalah dampak kesehatan.

Naik-turunnya temperatur secara global dapat mengakibatkan munculnya beberapa penyakit. Tak hanya anak-anak, orang tua pun tak luput dari ancaman serangan beberapa penyakit. Pada saat pergantian musim terjadi, tubuh beradaptasi untuk menghadapi perubahan cuaca dari musim kemarau ke musim hujan. Udara yang semula panas kemudian kering, tiba-tiba menjadi dingin kemudian lembab. Kondisi inilah yang menimbulkan ketidaknyamanan yang menjadikan tubuh mudah terserang penyakit.

Pada umumnya pada musim pancaroba atau terjadinya pergantian cuaca ini, daya tahan tubuh kita melemah sehingga beberapa penyakit dapat saja muncul. Beberapa penyakit yang umumnya muncul, antara lain infeksi virus influenza, sakit kepala, diare, tifus, serta beberapa infeksi lainnya yang umum seperti infeksi tenggorokan dan lainnya.

Influenza atau yang lebih dikenal dengan penyakit flu, memang bukan lagi penyakit yang aneh bagi masyarakat. Beberapa orang bahkan mengalami flu tidak hanya di saat musim ekstrem. Flu disebabkan adanya virus yang menyerang sistem pertahanan tubuh manusia. Virus ini masuk menyerang manusia bisa melalui batuk dan percikan air ludah. Walaupun tidak berbahaya, flu sering mengganggu kegiatan sehari- hari, karena seseorang yang flu sering merasakan lesu, pilek, serta pusing yang terkadang disertai batuk. Namun, dengan istirahat yang cukup, flu biasanya akan sembuh dengan sendirinya. Kecuali untuk penderita flu berat, sebaiknya segera berkunjung ke dokter. Dalam hal terjadinya penularan, memang tidak semuanya penyakit yang banyak terjadi saat pergantian musim ini menular.

Menular atau tidaknya suatu penyakit tergantung penyebabnya. Bila penyebabnya virus dan bakteri, tentu akan menular. Karena virus sangat mudah menular, dapat melalui droplet infection (seperti bersin, batuk, dan lain-lain). Sedangkan apabila penyakit yang disebabkan karena bakteri, biasanya masuk melalui makanan atau kontak langsung. Penyakit diare pun sering terjadi di masa cuaca ekstrem seperti ini. Salah satu penyebabnya dikarenakan banyaknya debu dan kotoran yang berpotensi menjadi pemicu timbulnya diare yang erat kaitannya dengan pola konsumsi makanan yang biasa mencemari makanan dan minuman.

Sakit yang dialami saat cuaca ekstrem ini, karena daya tubuh yang melemah. Perubahan cuaca dengan tiba-tiba mengakibatkan suhu tubuh pun berubah drastis. Saat cuaca ekstrem yang terjadi sekarang, diperlukan kesehatan yang ekstra. Untuk itu, sebaiknya tingkatkan daya tahan tubuh, dengan istirahat semisal tidur yang cukup, hindari banyak begadang serta merokok. Selain itu konsumsi makan makanan yang bergizi. Bila perlu, Anda bisa menambahkan dengan suplemen apabila merasa makanan yang kita makan kurang mencukupi dari segi vitaminnya. Jangan lupa untuk mengonsumsi cukup sayuran dan buah-buahan.

Asupan cairan juga wajib diperhatikan. Jaga tubuh jangan sampai tubuh kekurangan cairan, artinya jangan kurang minum terutama bila cuaca sangat panas dan berdebu. Dan yang juga penting diperhatikan adalah menjaga kebersihan baik personal maupun lingkungan. Usahakan untuk tidak jajan sembarangan, bila mulai terasa daya tahan tubuh mulai terganggu atau menurun. Terutama untuk anak-anak, akan lebih baik bila menyempatkan diri untuk membawa bekal ke sekolah, atau untuk Anda tidak ada salahnya membawa bekal ke tempat bekerja.

Selain pencegahan berupa asupan pola makan, penting juga untuk berolahraga secara rutin. Olahraga ini penting dilakukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Prinsipnya bila istirahat cukup, konsumsi makanan yang bergizi, olahraga rutin, maka daya tahan tubuh kita diharapkan akan meningkat sehingga tidak mudah terjangkit satu penyakit.

Namun, akan lebih baik bila kita menghindari kontak yang erat bila ada teman atau keluarga kita sedang menderita penyakit seperti influenza, tifus, atau diare. Jangan lupa untuk tetap menjaga kebersihan badan dan lingkungan. Seperti kebiasaan cuci tangan. Walaupun sepele, cuci tangan terbukti efektif menghindarkan kita dari penyakit seperti tifus ataupun diare. (Sumber: Okezone.com)
Selengkapnya...